Recent comments

  • Breaking News

    Ikan Melimpah, Harga Turun Drastis


    Melimpahnya ikan hasil tangkapan nelayan menyebabkan harga turun drastis/ Amrin
    Putussibau (uncak.com)Harga ikan di Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu turun drastis sejak awal lebaran Juli 2016. Turunnya harga ini khususnya ikan air tawar disebabkan melimpahnya hasil tangkapan nelayan.
     
    Iwan (35), seorang pedagang ikan di pasar pagi Putussibau mengatakan, penurunan harga ikan ini dimulai sejak awal lebaran Juli 2016. Penurunan harga ikan ini disebabkan juga oleh melimpahnya hasil tangkapan para nelayan sepanjang daerah pesisir sungai kapuas, sehingga membanjiri para pedagang di pasar.

    Hingga jelang lebaran pasokan ikan masih melimpah dan daya beli masyarakat mulai menurun, maka harga ikan dipasaran pun turun drastis. “Melimpahnya ikan sudah terlihat sejak awal puasa lalu. Namun karna daya beli masyarakat masih tinggi, maka harga ikan masih stabil saat itu,” tutur Iwan.

    Saat ini harga ikan mengalami penurunan secara drastis berkisar Rp10 ribu/kg-Rp15 ribu/kg. Ada beberapa jenis ikan yang mengalami penurunan seperti, ikan baung, tapah, lais dan tebiring, dengan harga berkisar Rp30 ribu/kg-Rp35 ribu/kg, sedangkan harga sebelumnya mencapai Rp40 ribu/kg-Rp45 ribu/kg, ungkapnya.

    “Walaupun daya beli masyarakat setelah lebaran agak menurun, mudah-mudahan dengan menurunnya harga ikan ini bisa membantu masyarakat ekonomi menengah kebawah. Karena ikan air tawar merupakan konsumsi pokok masyarakat kita Kapuas Hulu,” ucap Iwan.

    Saleh (49), salah satu nelayan di Nanga Bunut Desa Bunut Hilir, Kecamatan Bunut Hilir mengatakan, sejak awal puasa ikan mulai melimpah dan mudah didapat baik di sepanjang sungai kapuas maupun di daerah danau.

    “Rata-rata semua jenis ikan dari yang kecil sampai yang ukuran besar mudah didapat oleh para nelayan,” kata Saleh.

    Ketika ikan melimpah dan mudah didapat, memang ini menjadi salah satu penghasilan tersendiri bagi para nelayan yang ada. Sebab, mencari ikan merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat khususnya daerah pesisir sungai kapuas. Namun, masih banyak kendala bagi kami selaku nelayan dalam mendistribusikan atau menjual hasil tangkapan kami, jelasnya.

    Untuk menjual hasil tangkapan para nelayan, kami terbebani dengan mahalnya biaya atau ongkos angkut menuju Putussibau, karena salah satunya transportasi hanya menggunakan jalur sungai yaitu spead. “Kami harus membayar ongkos kirimnya sebesar Rp3 ribu/kg,” tutur Saleh.

    Selain itu tambah Saleh, belum maksimal untuk dilewati jalur jalan transportasi darat, sehingga para pengumpul atau pedagang ikan tidak bisa langsung tembus ke Bunut Hilir. Kalaupun bisa tembus ke Nanga Bunut, tentu dengan biaya yang cukup mahal. Tidak hidupnya listrik pada siang hari, hanya malam hari itupun kalau normal. Sebab, ikan yang kami dapat sebelum dijual tentu harus disimpan didalam box es terlebih dahulu agar tahan lama.

    “Maka ketika tangkapan kami nelayan melimpah, kamipun bingung mau menjualnya kemana. Salah satunya ikan tersebut kami asinkan (balur) dan diasapkan (salai) agar tahan lama dan tidak busuk. Kalau nda dibuat seperti itu jadi rugi dan sia-sialah tangkapan kami,” ucap Saleh.

    Harapan kami para nelayan kalau ada koperasi untuk menampung hasil tangkapan kami, tentu kami merasa terbantu untuk menjualnya. Sehingga, mata pencaharian sebagai nelayan tidak putus dan kebutuhan ekonomi tetap terpenuhi walaupun terkadang hanya dengan penghasilan yang kecil, harapnya. (Amrin) 

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    kmiklan
    kmiklan

    Post Bottom Ad

    kmiklan