Recent comments

  • Breaking News

    Bau Menyengat, Warga Keluhkan Asap Pembakaran Limbah Medis RSUD Putussibau

    Asap yang dihasilkan dari pembakaran limbah medis RSUD dr. Achmad Diponegoro Putussibau yang dianggap warga sekitar, aromanya berbau sangat menyengat.
    KAPUAS HULU, Uncak.com - Warga yang tinggal di Jalan Ngurahrai dan Jalan Rahadi Usman, Putussibau Kota, Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, sangat mengeluhkan bau asap yang sangat menyengat yang dihasilkan dari pembakaran limbah medis (Incinerator) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Achmad Diponegoro Putussibau.

    "Bau asap dari pembakaran limbah medis itu sangat menyengat di hidung seperti bau ban yang dibakar, apalagi pembakaran dilakukan setiap pagi hari," ujar Suparno, warga Jalan Ngurahrai, Putussibau kepada uncak.com, Sabtu (6/1/18).

    Dikatakan Parno, tidak hanya warga yang tinggal di sekitar lingkungan RSUD tersebut saja yang mengeluhkan hal ini, tetapi warga yang lewat dengan menggunakan sepeda motor.

    "Saya sering melihat warga pengguna jalan lainnya yang menggunakan sepeda motor ketika lewat di sekitar lingkungan RSUD tersebut, selalu menutup hidungnya dengan satu tangan, karena tak tahan mencium bau yang sangat menyengat," katanya.

    Menurut Parno, warga yang sangat terganggu dengan bau menyengat tersebut adalah warga Jalan Ngurahrai dan Jalan Rahadi Usman, dimana arah angin dipagi hari menuju ke wilayah tersebut.

    Parno berharap kepada pihak RSUD, agar pembakaran limbah medis tersebut, khususnya jarum suntik, jarum infus dan lain-lain, supaya dipindahkan pembakarannya ke tempat yang jauh dari permukiman warga.

    "Saya rasa pembakaran limbah medis seperti itu tidak layak dilakukan ditengah-tengah lingkungan kota dengan penduduk yang ramai, apalagi banyak orang yang lalu lalang setiap harinya. Oleh sebab itu, saya berharap agar pembakaran limbah medis itu segera dipindahkan oleh pihak RSUD Achmad Diponegoro Putussibau," tegasnya penuh harap.

    Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu, dr Harisson, M, Kes, ketika dikonfirmasi untuk menanggapi hal tersebut, menyatakan, bahwa limbah rumah sakit tersebut, disamping berupa limbah cair, dapat pula berbentuk limbah padat, misalnya botol dan selang infus, spuit dan jarum suntik, serta peralatan medis lainnya, atau bisa juga kain kassa yang tercemar oleh darah atau cairan tubuh lainnya.

    "Ada beberapa cara yang dianjurkan dalam pengelolaan limbah padat, antara lain yakni dengan mengubur atau membakar limbah padat tersebut, dan yang paling aman adalah dengan melakukan pembakaran dalam suhu tinggi hingga 1200 derajat celcius," terang Harisson.

    Adapun alat yang dapat mencapai suhu tersebut lanjut Harisson, adalah incinerator.

    "RSUD dr Achmad Diponegoro telah memiliki 2 (dua) unit incinerator, yang digunakan untuk membakar limbah medis tersebut. Incenerator RS, seingat saya sudah ada sejak tahun 2004 lalu," jelasnya.

    Namun, tambah Harisson, memang incenerator RS belum menggunakan incenerator sistem smokeless (minim asap). Dimana incenerator yang lebih modern sekarang telah dilengkapi dengan sistem gas buang yang dibuat khusus untuk menghilangkan polutan gas sebelum dibuang ke atmosfir (pembakaran asap) sehingga didapatkan gas buang yang bebas asap (smokeless).

    "Rencananya tahun 2018 ini, incenerator RS akan kita perbaharui dengan incenerator yang lebih smokeless," kata dia.

    Dikatakan dia, Pemerintah Daerah juga sudah memikirkan untuk memindahkan RSUD ke lokasi yang baru.

    "Mengingat lokasi yang sekarang sangat sempit sehingga menyulitkan untuk pengembangan RS itu sendiri dan juga lokasi sekarang sudah dikepung oleh permukiman penduduk dengan aktivitas yang ramai," pungkas dr. Harisson. [Noto]

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad

    kmiklan