Recent comments

  • Breaking News

    Banjir Bandang Di Tanjung Lokang Menewaskan 1 Orang

    Rumah warga yang terkena Banjir Bandang/Amrin
    Putussibau (Berita Uncak) - Banjir bandang yang terjadi pada hari Sabtu, (18/6/2016), melanda Desa Tanjung Lokang Kecamatan Putussibau Selatan Kabupaten Kapuas Hulu, sekitar pukul 12.00 WIB. Banjir yang disertai tanah longsor yang menimpa desa paling hulu atau uncak daerah sungai kapuas ini menelan 1 orang korban jiwa.

    Camat Putussibau Selatan Iwan Setiawan, membenarkan kejadian tersebut. Iwan mengatakan kalau dirinya langsung menerima informasi tentang musibah tersebut dari Kepala Desa Tanjung Lokang. "Ada 8 buah rumah warga yang hancur terseret banjir. Satu diantaranya adalah bangunan Gereja serta dua buah rumah dinas guru di Desa Tanjung Lokang," kata Iwan, Senin (20/6/2016).


    Setelah menerima informasi tersebut dari Kades Tanjung Lokang, kita langsung melaporkan kepada Bupati Kapuas Hulu dan malamnya kita lakukan pertemuan bersama instansi terkait di Pemkab Kapuas Hulu di Pendopo Bupati. Dari hasil pertemuan tersebut langsung dibentuk tim untuk langsung berangkat menuju lokasi bencana, sekaligus untuk mengevakuasi korban, tuturnya.

    "Tim terdiri dari BPBD, Dinas Kesehatan, Disnakertransos, P2 serta unsur Muspika Kecamatan Putussibau Selatan untuk mengivetarisir kerugian serta jumlah korban, sekaligus menyerahkan bantuan sementara kepada warga dengan menggunakan 3 buah kapal sped bodi panjang," kata Iwan.

    Korban saat dievakuasi di RSUD Putussibau/Amrin
    Korban yang tewas pada bencana longsor di desa Tanjung Lokang Kecamatan Putussibau Selatan, Sabtu (18/6/2016) malam adalah Lawai, seorang bayi perempuan berumur 8 bulan. Lawai adalah anak dari Taufik dan Diana. Kisah tragis meninggalnya Lawai, diceritakan Alberta Hangin, salah seorang korban longsor Tanjung Lokang yang selamat.

    Perempuan paruh baya ini menceritakan, kejadiaan naas itu di bukit Marong yang jarak tempuh 10 Km dari Desa Tanjung Lokang. Hangin mengatakan dirinya bersama keluarga tinggal di sebuah rumah kecil disekitar bukit tersebut. Malam itu mereka mereka sedang beristirahat dan kala itu Lawai sedang tertidur pulas karena cuaca kala itu sedang hujan.“Saya sedang menggendong Lawai, tiba-tiba terdengar suara gemuruh, sekitar jam 3 subuh,” cerita Hangin, saat ditumi di RSUD Putussibau, Selasa (21/6/2016).

    Mendengar suara gemuruh, lanjut Hangin, ia dan keluarganya memutuskan untuk keluar dari rumah, saat keluar rumah terlihat luapan air bercampur lumpur. Hangin pun memutuskan untuk lari mencoba menyelamatkan diri sembari memeluk erat Lawai.“Saya menggendong Lawai dengan erat, tapi kami masih terkena terjangan air, bahkan tubuh saya sampai terangkat sendiri. Setelah terhempas saya tidak ingatkan diri karena gulung air sangat deras, Lawai pun terlepas dari pelukan dan tidak tahu kemana dia terbawa arus karena kejadian tersebut berlangsung begitu cepat, sekitar semenit saja,” ungkapnya.

    Setelah itu keluarga yang selamat pun membantu satu sama lain untuk mencari Lawai. Setelah dicari sekitar 3 jam baru bisa ketemu. Lawai sudah penuh lumpur namun tidak ada tergores luka apa pun ditubuhnya. Setelah dievakuasi warga, Lawai langsung dimakamkan,” kisah Hangin. (Amrin)

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    kmiklan
    kmiklan

    Post Bottom Ad

    kmiklan