Recent comments

  • Breaking News

    12 Orang Tim Ekspedisi Cross Heart Of Borneo Jelajahi Hutan Kalimantan

    Tim Ekspedisi Cross Heart Of Borneo saat berangkat menuju Hulu Kapuas.
    PUTUSSIBAU, Uncak.com - Pelepasan Tim Ekspedisi Cross Heart of Borneo 2017 merupakan tim yang dibentuk oleh Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (BBTNBKDS), yang akan melakukan penjelajahan melintasi Jantung Kalimantan (Heart of Borneo) yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Betung Kerihun dari arah barat di Hulu Sungai Kapuas, Kalimantan Barat melalui pegunungan Muller Swachner menuju ke arah timur di hulu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.

    Anggota tim ekspedisi ini sebanyak 12 orang, dimana merupakan gabungan dari staf Balai Besar TNBKDS dan masyarakat Desa Tanjung Lokang. Sebanyak 6 orang perwakilan dari Balai Besar TNBKDS merupakan staf terlatih yang mampu bertahan di hutan belantara dan masing-masing memiliki kemampuan dalam hal penjelajahan, survival, identifikasi potensi wisata, photographer, videographer dan perpetaan.

    Selama 14 hari, dimulai pada tanggal 26 Agustus sampai 8 September 2017 tim akan menjelajahi lebatnya hutan, ganasnya riam-riam sungai dan terjalnya tebing-tebing di pedalaman Kalimantan. Perjalanan akan dimulai dari Putussibau menuju Desa Bungan Jaya yang akan memakan waktu satu hari dengan menggunakan speedboat, keesokan harinya tim akan melanjutkan perjalanan ke Desa Tanjung Lokang yang juga membutuhkan waktu satu hari dengan menggunakan sampan kecil bermesin yang dalam bahasa lokal disebut cess.

    Kepala BBTNBKDS Ir.Arief Mahmud, saat melepas Tim Ekspedisi (Cross Heart Of Borneo) di halaman kantor BBTNBKDS.
    Start dari Desa Tanjung Lokang tim akan melakukan perjalanan darat (tracking) selama kurang lebih sepuluh hari untuk sampai ke kampung Tiong Ohang di Hulu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Perjalanan selanjutnya adalah menuju Long Bangun kemudian dilanjutkan ke Samarinda dan akan berakhir di Balikpapan Kalimantan Timur.

    Jalur ekpedisi Cross Heart of Borneo awalnya ditemukan oleh seorang dokter perwira berkebangsaan Belanda yang bernama Anton Willem Niewenhuis. Pada tahun 1896-1897 Niewenhuis melakukan ekpedisi di pedalaman Borneo Tengah. Tanggal 3 Juli 1896 Niewenhuis memulai ekspedisinya dari Putussibau dengan 12 sampan dan 50 awak perahu dari suku Kayan. Mengikuti jalan setapak sebelah selatan, mereka menelusuri Sungai Bungan dan Bulit, lalu turun ke Sungai Penane dan Kaso di sebelah timur.

    Meski ekspedisinya adalah ekspedisi pemerintah kolonial, namun sebagai seorang ilmuwan, perhatian Nieuwenhuis justru pada segi etnografi dan medis dari manusia Dayak dan alam sepanjang Kapuas Mahakam.

    Perjalanan bersejarah ini masih tercatat dengan baik dan hal ini membuat penasaran para penjelajah untuk mencobanya, namun kondisi terkini jalur tersebut tidak banyak yang mendokumentasikannya sehingga pihak Balai Besar TNBKDS merasa penting membentuk tim Ekspedisi Cross Heart of Borneo 2017 untuk mengidentifikasi, mendokumentasikan (photo dan video), memetakan dan mempublikasikannya di media-media baik online, cetak, televisi dan medsos terkait potensi wisata dan keanekaragaman hayati di sepanjang jalur hulu Sungai Kapuas dan hulu Sungai Mahakam.

    Adapun harapannya, jalur ini akan semakin dikenal dan menarik perhatian para wisatawan yang berminat khusus, baik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. 

    Ir. Arief Mahmud, M.Si., Kepala Balai Besar TNBKDS, saat pelepasan tim Ekspedisi Cross Heart of Borneo 2017, menyampaikan bahwa pentingnya tugas tim untuk mendokumentasikan potensi wisata dan keanekaragaman hayati disepanjang jalur yang akan mereka lewati.

    "Tugas ini sangat berat, membutuhkan fisik yang prima, mental yang kuat dan kekompakan agar misi dapat dilaksanakan dengan baik dan hasil yang diperoleh sesuai yang telah direncanakan," ujarnya.

    Sementara itu, Mustarudin, staf Balai Besar TNBKDS yang dipercaya sebagai ketua tim, menyampaikan bahwa amanah dari pimpinan akan mereka laksanakan sebaik-baiknya dan berusaha semaksimal mungkin menjalankan tugas ini demi semakin baiknya pengelolaan kawasan TN Betung Kerihun ke depan.

    "Kami telah mempersiapkan fisik dan mental anggota tim jauh hari sebelum kegiatan ini dilaksanakan, selain keperluan pribadi dan kesehatan kami juga telah membekali tim dengan peralatan yang sangat memadai berupa kamera DSLR, Drone, GPS, HP Satelit, dll, intinya kami siap melaksanakan tugas ini sebaik-baiknya," ungkapnya.  [Noto/Red]

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    kmiklan
    kmiklan

    Post Bottom Ad

    kmiklan