Recent comments

  • Breaking News

    ASF, Virus Berbahaya yang Menjangkiti Babi, Disosialisasikan Balai Besar TaNa Bentarum dan YPOS

    Sosialisasi ASF kepada masyarakat sekitar TNBK.
    KAPUAS HULU, Uncak.com - Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TaNa Bentarum) bersama Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang (YPOS), menggelar sosialisasi penyakit African Swine Fever (ASF) kepada masyarakat sekitar Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK), bertempat di Rumah Adat Ma’ Suling, Desa Datah Diaan, Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Kamis (10/6/2021).

    African Swine Fever (ASF) merupakan penyakit virus hemoragik yang menjangkiti babi domestik dan babi liar dari semua umur dan jenis kelamin, dengan tingkat fatalitas kasus hingga 100 persen.

    Penyakit tersebut dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang besar, mengancam ketahanan pangan dan perdagangan serta menjadi tantangan produksi babi yang berkelanjutan di negara-negara tertular.

    Sosialisasi ASF tersebut bertujuan untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat mengenai ASF dan mekanisme penanganannya, yang dapat dilakukan oleh masyarakat.

    Pada kesempatan itu, Bupati Kapuas Hulu, yang diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas Hulu, Petrus Kusnadi, menghimbau terkait dengan penyakit ASF tersebut.

    “Penyakit ini sangat berbahaya bagi babi hutan, sehingga diperlukan adanya deteksi dini, lapor dini dan respon dini berupa surveilans pada habitat babi hutan, perlu kerjasama lintas sektor antara Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam mengantisipasi penyebaran ASF ini,” ujar Petrus.

    Sementara itu, drh. Victor Vernandes, yang merupakan Ketua Pengurus/Manager YPOS dan juga berprofesi sebagai dokter hewan, yang menyampaikan dan memaparkan bahaya penyakit ASF tersebut.

    Menurutnya, diperlukan mekanisme penanganan khusus yang diperlukan peran serta masyarakat, guna mencegah penyebaran penyakit tersebut pada babi hutan di dalam Kawasan TNBK.

    “Penyakit ini sangat menular dengan tingkat morbiditas mencapai 100%. Selain itu, virus ini juga adaptif terhadap perubahan lingkungan, tahan disinfektan, sulit dikendalikan dan belum ada vaksinnya. ASF termasuk ke dalam penyakit non zoonotik dan dapat menyerang semua jenis babi pada semua rentang usia,” terang Victor.

    Kepala Desa Datah Diaan, Markus Jaraan, menyambut baik sosialisasi tersebut.

    Dikatakan Markus, kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat akan bahaya dari virus ASF tersebut, sehingga dengan adanya sosialisasi tersebut, pihaknya dapat melakukan upaya pencegahan guna mengurangi jumlah kematian babi hutan di dalam Kawasan TNBK, karena babi hutan menjadi salah satu satwa buruan masyarakat.

    “Kita sangat khawatir jika masyarakat mengkonsumsi daging babi hutan yang terkontaminasi virus ASF, karena ditakutkan dapat membahayakan kesehatan masyarakat,” tutur Markus.

    Kepala Balai Besar TaNa Bentarum, Arief Mahmud, juga mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut.

    “Sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sebagai upaya pencegahan penyebaran virus ASF pada populasi babi hutan di Kawasan TNBK,” ungkapnya.

    Sumber                       : BBTNBKDS 

    Editor dan Publikasi: Noto Sujarwoto

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad

    kmiklan