Recent comments

  • Breaking News

    Sungai di Mentebah Tercemar Akibat Pembukaan Lahan Sawit, Warga Ancam Demo, PDAM Klaim Rugi

    Screenshot video kiriman warga Desa Nanga Mentebah, terkait kondisi air sungai Pengkadan, yang terletak di wilayah Desa Nanga Mentebah, Kecamatan Mentebah, kemarin sore.
    KAPUAS HULU, Uncak.com - Hingga saat ini, permasalahan keruhnya air sungai Batang Pengkadan, yang terletak di Desa Nanga Mentebah, Kecamatan Mentebah, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, belum mendapatkan solusi, Kamis (17/08/2023).

    Adapun keruhnya air tersebut, bermula sejak beberapa minggu lalu, tepatnya pada hari Kamis, 3 Agustus 2023, dimana saat itu warga Desa Nanga Mentebah, diresahkan dengan keruhnya air Sungai Batang Pengkadan, yang terletak di wilayah tersebut.

    Kondisi air sungai Pengkadan, Desa Nanga Mentebah, pada 3 Agustus 2023 lalu.
    Keruhnya air sungai tersebut, mengakibatkan air ledeng yang mengalir ke rumah-rumah warga, juga ikut keruh, karena sumber air bersih warga untuk kebutuhan pokok sehari-hari berasal langsung dari sungai tersebut.

    Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pihak perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Baturijal Perkasa (BRP), yang beroperasi di wilayah itu, disebut-sebut sebagai penyebab keruhnya air sungai tersebut, karena perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut melakukan aktivitas pembukaan lahan dan penanaman di hulu sungai Batang Pengkadan, Desa Nanga Mentebah.

    Namun, Humas PT. Baturijal Perkasa, Ramadhan, kala itu membantah bahwa penyebab keruhnya air di sungai tersebut bukan diakibatkan oleh aktivitas pengerjaan lahan perkebunan kelapa sawit PT. Baturijal Perkasa, melainkan ia menduga berasal dari adanya warga yang melakukan aktivitas menggali kayu ulin (belian) di dasar sungai, yang berada di hulu sungai atau di atas sumber air PDAM di wilayah tersebut.

    "Kita sudah melakukan pengecekan langsung ke lokasi lahan sawit dengan Kepala Desa Nanga Mentebah beserta aparaturnya dan perwakilan PDAM. Dari hasil pengecekan tersebut, diketahui bahwa air keruh bukan berasal dari aktivitas pengerjaan lahan perusahaan, tapi diduga berasal dari adanya warga yang melakukan aktivitas menggali kayu ulin di atas sumber air PDAM," terang Ramadhan kala itu.

    Sementara, informasi terbaru dari warga Desa Nanga Mentebah, yang diwakili oleh Syamsul Bahri, mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada solusi dari pihak perusahaan perkebunan kelapa sawit, atas keruhnya air sungai tersebut.

    "Air ledeng tetap dimatikan oleh pihak PDAM karena airnya kuat keruh," kata Syamsul Bahri, kepada awak media ini, disertai kiriman video terbaru terkait kondisi air keruh di sungai Pengkadan, Kamis (17/08/2023).

    Ia menjelaskan, untuk solusinya pun sampai saat ini belum ada karena belum ada respon dari pihak terkait.

    "Pihak Desa pun belum ada respon, sementara sebagian masyarakat sudah ada yang ngajak demo," terang Syamsul.

    Warga Desa Nanga Mentebah lainnya, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan, dahulu sebelum perusahaan perkebunan kelapa sawit melakukan aktivitas pembukaan lahan di wilayah tersebut, meskipun hari hujan, air tidak keruh seperti yang terjadi saat ini.

    "Sekarang kalau pas hari hujan, air pasti keruh, dulu air ledeng bersih terus," singkatnya.

    Terpisah, Kepala Unit PDAM Desa Nanga Mentebah, Ismael Jumari, membenarkan bahwa air sungai Pengkadan saat ini keruh, dimana apabila hujan pada sore maupun malam hari, maka pada pagi harinya air pasti keruh.

    "Memang benar bang, kalau hujan pada malam atau sore hari, maka pagi-pagi pasti air sungai Pengkadan keruh. Air yang keruh itu berasal dari anak sungai Maren bang, sehingga mencemari Sungai Pengkadan," bebernya.

    Ismael mengatakan, dirinya juga sudah melakukan konfirmasi kepada pihak perusahaan perkebunan kelapa sawit maupun pihak desa, bahkan ia sudah bersama-sama turun langsung ke hulu sungai Pengkadan bersama Kepala Desa Nanga Mentebah dan bahkan mereka juga sudah melihat sendiri, serta mengakui bahwa memang keruhnya air sungai tersebut berasal dari pembukaan lahan sawit.

    "Mereka memang tidak mengelak lagi bang, bahwa penyebab air keruh tersebut berasal dari aktivitas pengerjaan lahan sawit. Namun, dari pihak PDAM meminta solusi dari pihak perusahaan sawit karena kalau pihak PDAM tidak menghidupkan mesin, pasti ada laporan konsumen kenapa air tidak mengalir, ya kalau konsumen yang mengerti pasti dia tahu bahwa mesin PDAM tidak hidup karena air keruh, tetapi kalau konsumen yang tidak paham pasti pihak PDAM yang disalahkan," tuturnya.

    Ismael menegaskan, dirinya tidak melarang perusahaan sawit membuka lahan, tetapi ia hanya meminta solusi dari pihak perusahaan sawit apakah bisa atau tidak pihak perusahaan sawit tersebut mengalihkan aliran sungai yang sudah tercemar itu supaya tidak masuk lagi ke sungai Pengkadan.

    "Karena dari pihak PDAM kalau tidak beroperasi satu hari atau setengah hari saja, pihak PDAM mengalami kerugian bang, dan kalau PDAM memaksakan untuk beroperasi, kemungkinan banyak alat-alat PDAM yang rusak," ungkapnya.

    Ismael kembali menegaskan bahwa PDAM sudah jauh terlebih dahulu berdiri atau beroperasi dibandingkan dengan perusahan sawit. Selain itu, sungai Pengkadan tersebut juga merupakan satu-satunya sungai yang sebelumnya selalu bersih sehingga menjadi harapan warga masyarakat Nanga Mentebah.

    "Yang diharapkan masyarakat Nanga Mentebah hanya sungai Pengkadan ini saja yang sebelumnya masih bersih sebelum perusahaan sawit membuka lahan di hulu sungai ini, tetapi kalau sudah tercemar ya mau gimana lagi bang," kesalnya.

    Mael juga mengetahui dan melihat langsung bahwa memang ada warga yang bekerja menggali kayu ulin atau kayu belian di hulu sungai tersebut, namun keruhnya tidak lama.

    "Ada sih bang yang kerja kayu belian, tapi keruhnya tidak lama kayak ini paling lama setengah jam bang. Intinya air ini keruh bukan karena orang yang kerja kayu belian karena saya pernah lihat sendiri ada yang kerja kayu belian tapi tidak pernah sekeruh ini bang, makanya saya tahu kalau air keruh ini lama tidak jernih itu berasal dari pengarapan lahan sawit," tegas Ismael.

    Sementara itu, Humas PT. Baturijal Perkasa, Ramadhan, saat dihubungi apakah sudah melakukan cek kembali terkait penyebab keruhnya air sungai Pengkadan di Desa Nanga Mentebah tersebut, ia mengatakan bahwa pihaknya belum melakukan cek kembali. Namun, lanjut dia, saat ini kondisi air normal saja.

    "Belum bang, kalau sekarang normal aja (kondisi air). Tapi penyebabnya apakah dari sawit, juga tidak pasti kan?," katanya dengan kalimat tanya menjawab konfirmasi dari awak media ini, Kamis (17/08/2023) malam.

    Ia juga mengarahkan kepada awak media ini untuk melakukan konfirmasi ke pihak Desa Nanga Mentebah dan Camat setempat.

    "Sebaiknya juga bisa dikonfirmasi ke pihak Desa bang karena kami juga selalu koordinasi ke Desa dan Camat juga," ujarnya.

    Terkait tudingan kepada pihak perusahaan yang terindikasi sebagai penyumbang air keruh, Ramadhan mengatakan bahwa pihak perusahaan bukan merupakan penyebab utamanya.

    "Saya pernah bilang kalau kita memang ada indikasi penyumbang air keruh, tapi bukan penyebab utama. Hal itu juga kita sepakat saat cek bersama dengan pihak desa," paparnya.

    Adapun terkait solusi, Ramadhan menyatakan bahwa pihaknya akan membuat beberapa kolam resapan dari areal bukaan, dimana hal tersebut sudah pihaknya koordinasikan ke pihak desa dan Muspika.

    Ramadhan juga menyebut bahwa antara pihak perusahaan dan masyarakat setempat, hubungannya baik.

    Sebagaimana diketahui, lahan yang dikerjakan oleh pihak perusahaan tersebut, merupakan lahan yang sudah diserahkan atau dikerjasamakan oleh beberapa masyarakat dan pihak Desa Nanga Mentebah, dimana pihak perusahaan hanya membangun kebun di atas lahan yang telah diserahkan oleh masyarakat dan pihak Desa tersebut.

    Diketahui pula, permasalahan air keruh tersebut telah beredar di media sosial Facebook, yang diposting oleh seorang warganet melalui akun pribadinya, dimana postingannya tersebut mendapat beragam komentar dari para pengguna akun Facebook lainnya, serta dibagikan pula oleh beberapa wargannet lainnya.  (Noto)

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad