Recent comments

  • Breaking News

    Humas PT. BRP: Air Keruh di Mentebah Diduga Akibat Penggalian Kayu Ulin

    Kondisi sungai Batang Pengkadan yang terletak di Desa Nanga Mentebah, Kamis (03/08/2023) pagi.
    KAPUAS HULU, Uncak.com - Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Baturijal Perkasa (BRP), yang beroperasi di Desa Nanga Mentebah, Kecamatan Mentebah, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, disebut-sebut sebagai penyebab keruhnya air Sungai Batang Pengkadan, yang terletak di wilayah tersebut.

    Pasalnya, perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut melakukan aktivitas pembukaan lahan dan penanaman di hulu sungai Batang Pengkadan, Desa Nanga Mentebah.

    Parahnya lagi, sumber air bersih (ledeng) yang mengalir ke rumah-rumah warga untuk kebutuhan pokok sehari-hari berasal langsung dari sungai tersebut, sehingga dengan keruhnya air sungai tersebut, sangat membuat warga resah karena air ledeng yang mengalir ke rumah-rumah mereka juga ikut keruh.

    Pengecekan langsung ke lokasi, oleh pihak perusahaan dan Desa beserta pihak PDAM setempat.
    Humas PT. Baturijal Perkasa, Ramadhan, menyatakan bahwa dirinya telah melakukan pengecekan langsung ke lokasi bersama Kepala Desa dan aparatur Desa Nanga Mentebah, serta perwakilan PDAM.

    "Kita sudah melakukan pengecekan langsung ke lokasi lahan sawit dengan Kepala Desa Nanga Mentebah beserta aparaturnya dan perwakilan PDAM. Dari hasil pengecekan tersebut, diketahui bahwa air keruh bukan berasal dari aktivitas pengerjaan lahan perusahaan," terang Ramadhan, dihubungi Kamis (03/08/2023) malam.

    Menurut Ramadhan, sumber air keruh tersebut diduga berasal dari adanya warga yang melakukan aktivitas menggali kayu ulin (belian) di dasar sungai, yang berada di hulu sungai atau di atas sumber air PDAM di wilayah tersebut, dimana berdasarkan hasil pengecekan langsung dan juga bahkan dicek dengan menggunakan drone, bahwa jarak pembukaan lahan dari sungai Pengkadan masih jauh.

    "Saat ini kondisi air sudah normal, PDAM pun sudah beroperasional kembali," tutur Ramadhan.

    Terpisah, seorang warga Desa Nanga Mentebah, menyatakan bahwa, atas kondisi air keruh tersebut membuat masyarakat sekitar sangat resah karena air ledeng di rumah-rumah mereka tidak dapat digunakan.

    Ia menyatakan bahwa sumber air keruh tersebut diduga berasal dari perusahaan perkebunan kelapa sawit yang sedang melakukan aktivitas pembukaan lahan dan penanaman di wilayah tersebut.

    "Kemarin kami ada ke hulu sungai Pengkadan, tapi tidak menemukan orang yang menggali kayu belian sebagaimana yang disebutkan oleh pihak perusahaan,” katanya.

    Mewakili masyarakat sekitar, ia meminta kepada pihak perusahaan maupun pihak desa, agar segera mengambil tindakan dan solusi atas masalah yang terjadi tersebut.

    “Saya mewakili masyarakat Desa Nanga Mentebah berharap kepada pihak terkait untuk segera mengambil langkah, agar masalah ini segera teratasi karena ini menyangkut kebutuhan pokok masyarakat yaitu soal air bersih,” harapnya. (Noto)

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    kmiklan
    kmiklan

    Post Bottom Ad

    kmiklan