Recent comments

  • Breaking News

    BBM di Perbatasan Langka dan Mahal, Harganya Capai Rp 20 Ribu Per Liter

    Ilustrasi
    KAPUAS HULU, Uncak.com - Sudah hampir dua (2) pekan terakhir ini di Kecamatan Puring Kencana dan Kecamatan Empanang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat mengalami krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium (Bensin) dan Pertalite.

    Salah satu kios pengecer BBM milik warga di perbatasan RI - Malaysia wilayah Kapuas Hulu, Kalbar yang kosong tanpa aktivitas jual beli karena kelangkaan BBM (Sumber foto: Iskandar Abe).
    Akibat krisis BBM itu, aktivitas sehari-hari masyarakat terpantau lesu, dimana kendaraan yang menggunakan BBM jenis tersebut sangat sepi berlalu lalang.

    "Kasihan melihat mereka (masyarakat setempat) yang bekerja di perkebunan sawit, tidak bisa turun kerja akibat BBM tidak ada," ujar Iskandar Abe, warga Kecamatan Empanang melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (15/9/2018).

    Kecamatan Puring Kencana dan Kecamatan Empanang tersebut merupakan Kecamatan yang berbatasan langsung dengan negeri jiran Malaysia.

    Dijelaskannya, dari hasil pantauan langsung bersama kawan-kawannya di lapangan, harga BBM eceran jenis Premium dan Pertalite yang dijual di kios-kios, berkisar Rp 15.000 hingga Rp 20.000 per liter.

    "Itu pun sangat terbatas, bahkan tidak ada," paparnya.

    Iskandar mengatakan, menurut informasi yang disampaikan masyarakat setempat kepada dirinya dan kawan-kawan, kelangkaan BBM jenis Premium dan Pertalite tersebut terjadi karena truk tangki pengangkut BBM untuk SPBU Puring Kencana rusak.

    "Apakah informasi itu benar demikian?," tanyanya.

    Jika memang benar demikian lanjut Iskandar, tidak ada kah inisiatif dari Manager SPBU tersebut untuk mensupply BBM dengan menggunakan unit tangki lain?

    "Kalau SPBU tersebut rutin beroperasi, tentunya masyarakat bisa membeli BBM di kios-kios pengecer dengan harga yang relatif murah seperti sebelumnya yakni Rp 9.000 hingga Rp 10.000 per liter, apalagi dengan dibangunnya SPBU satu harga di puring kencana," katanya.

    Sepengetahuan Iskandar, salah satu tujuan dari Nawacita pemerintah adalah untuk membantu masyarakat di daerah perbatasan supaya bisa merasakan BBM dengan harga murah.

    "Tapi kalau begini kenyataannya, boro-boro mendapatkan dan menikmati BBM dengan harga murah, yang ada malah selain harganya mahal, juga langka dan susah didapatkan," terangnya kesal.

    Iskandar sangat menyayangkan, karena daerahnya merupakan daerah yang dirasakan sangat terisolir, sehingga dia tidak ingin ditambah menderita lagi dengan kelangkaan BBM.

    "Jangan tambah penderitaan kami lagi dengan kelangkaan BBM ini. Kami merasa lengkap sudah penderitaan kami sebagai masyarakat perbatasan yang notabene menjadi skala prioritas pemerintah tapi hal itu belum kami rasakan. Kami mohon kepada pemerintah agar masalah ini segera diatasi. Kasian masyarakat di sana," pungkasnya penuh harap.
    [Is]

    Editor: Noto

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    kmiklan
    kmiklan

    Post Bottom Ad

    kmiklan