Kisah Inspiratif Dokter Ismawan
Putussibau
(uncak.com) – Profesi seorang
dokter biasanya dekat dengan kemapaman. Kerja keras dan keahliannya dalam
mengobati pasien dengan berbagai penyakit akan berbanding dengan penghasilan
yang diterimanya. Semakin tinggi tingkat keahlian sang dokter, akan semakin
besar pendapatannya.
Namun hal tersebut tidak selamanya benar, dr. Ismawan
Adrianto salah satunya dari sekian banyak sosok dokter yang bekerja pada RSUD
Achmad Diponegoro Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, yang menghabiskan waktunya setiap
hari untuk melayani masyarakat baik di rumah sakit maupun saat diluar jam kerja
rutinnya.
Pertemuan awal kami saat media ini bersama beberapa tim dari
Asosiasi Media Uncak Kapuas (AMUK) melakukan investigasi kebeberapa daerah
wilayah lintas utara. Tanpa kami sadari ternyata kami berpapasan dengan salah
seorang yang mengendarai sepeda motor dijalan yang rusak dan hampir jatuh
karena lumpur yang licin. Akhirnya kamipun bersama rekan lainnya berhenti untuk
membantu mendorong karena ban motornya susah untuk melewati jalan yang
berlumpur tadi sampai akhirnya bisa berjalan sendiri melewatinya.
“Awalnya saya bersama teman-teman tidak mengetahui bahwa
bapak itu adalah seorang dokter yang ingin mengobati pasiennya. Sebab, hanya
sendiri saja tanpa ada yang menemani, ditambah dengan berpenampilan seadanya
dengan memakai celana pendek dan sendal jepit kami mengira warga kampung biasa
yang ingin pulang,’ tutur Rajali, Ketua AMUK Kabupaten Kapuas Hulu sekaligus
Kaperwil Media cetak Suara Keadilan Kalbar.
Setelah sudah bisa melewati jalan tersebut, kami pun
langsung mendekatinya dan dia mengucapkan terima kasih atas bantuan kami sambil
memperkenalkan dirinya, begitupun juga kami sebaliknya. Ternyata namanya adalah
Ismawan Adrianto salah seorang dokter yang bertugas di Kapuas Hulu. Kami pun
baru mengenalnya sebab selama ini kami hanya mengenal namanya saja karena
sering diucapkan orang, akhirnya kami pun bisa bisa mengenal sosok seorang
dokter Ismawan. Setelah beberapa menit kami berbincang, akhirnya diapun
tergesa-gesa mohon pamit karena ada pasien yang harus dia tanganinya segera
dengan mendatangi rumah pasien langsung, jelas Rajali.
Semenjak
itulah kami
tim AMUK tertarik
mengikuti perjalanan dr. Ismawan, sosok yang sederhana, suka menolong walaupun harus mendatangi kerumah pasien,
tutur katanya sopan dan selalu
berpenampilan apa adanya dengan hanya
menggunakan motor dinas tak perduli siang
dan malam walaupun dengan kondisi kampung dipedalaman.
“Saya tidak
segan-segan
untuk datang memenuhi panggilan pasien, ntah itu siang atau malam bahkan dini hari yang terkadang juga harus diguyur hujan, tetapi
saya tetap bantu
semua pasien baik yang
mampu maupun
yang
tidak mampu selagi saya bisa. Semua
sama saja karena tugas saya mengutamakan keselamatan pasien dan sesuai TRIASE,” tutur Ismawan.
Saat ditanya apakah dokter tidak merasa
takut jika pada saat dipanggil pasien dengan jarak tempuh yang jauh.? “Saya tidak perlu
takut itu memang tugas saya, karena begitu saya menjadi seorang dokter saya
harus siap dalam kondisi apapun,” jelas nya.
Hasil
pantauan kami juga, dr.
Ismawan
betul-betul
fokus dengan tugas dan kewajibannya selaku sang dokter, sehingga dia
abaikan penampilan nya selaku sang dokter dan perhatiannya juga terhadap
keluarga serta
hobinya
berolahraga pun di kesampingkan. Kami juga
mendatangi beberapa pasien yang pernah ditanganinya, diantaranya, Iskandar
warga Kedamin Hilir, Syah warga Kedamin Hulu, Ny. Rolindar warga Putussibau Kota.
Rata-rata semua pasien yang pernah ditanganinya
berpendapat sama, sebab paling enak tinggal
telpon saja, pasti datang
walaupun sudah tengan malam, malah mentri
yang dekat rumah kami (pasien) sudah digedor rumah nya pun
susah untuk
datang, jelas mereka kepada tim dan media ini.
Namun kami melihat dan merasa heran, dr. Ismawan sering
di benturkan dengan persoalan yang serba salah dengan perlakuan yang kurang dipahaminya atas
kepentingan orang-orang tertentu yang sering dipandang sebelah mata.
Masyarakat
Kapuas
Hulu
butuh sosok seperti dr. Ismawan,
orang pendatang yang datang dari pekalongan mengabdi di Kapuas Hulu tanpa pandang
bulu dan pantang menyerah, demi
satu harapan sang pasien sehat dan tertolong, walau pun terkadang sering
di bon (dihutang) bahkan tidak dibayar.
Banyak dari masyarakat atau pasien yang tidak mampu
terkadang membayar dengan barang, berupa beras dan ayam kampung sebagai
ungkapan terima kasih pasien. Tetapi dr. Ismawan tetap tersenyum dan menerima
dengan iklas, sebab tidak semua pekerjaan harus imbalnya adalah uang.
Pengabdian dan pendekatan terhadap masyarakat lah yang utama bagi seorang
dokter.
Dari
sekilas cerita singkat inilah,
tim investigasi
AMUK berharap agar pemerintah memperhatikan orang-orang seperti dr. Ismawan, agar nanti
nya Kapuas
Hulu
bisa mencontoh sosok ismawan dan akan melahirkan Ismawan lainnya asli putra
daerah Kapuas
Hulu. Sebab, sudah jarang kita menemui dokter maupun mantri
khususnya di Kapuas Hulu seperti dr. Ismawan yang punya jiwa sosial serta
pengabdian yang tinggi terhadap tugasnya sebagai dokter yang
selalu mengayomi dan melayani masyarakat.
Banyak masyarakat berharap kepada pemerintah daerah khususnya
agar dr. Ismawan bisa tetap
bertugas melayani masyarakat Kapuas Hulu, dan
kami menilai dr. Ismwan layak dipertahan kan.
[ Tim / Amrin ]
mantap dok, lanjutkan..
BalasHapusSaaaalluuuuttttttt....!!!!
BalasHapusDr Ismawan Dokter yg Baik..saya kenal baik dg Beliau..smga Sukses selalu dan Tetap Tekun dlm Pengabdian nya sbg Dokter...Sukses Selalu Dr Ismawan ������
BalasHapus