Recent comments

  • Breaking News

    Satwa Langka Ditemukan di Bukit Semujan

    Langur Borneo merupakan satwa langka yang ditemukan di Bukit Semujan.
    KAPUAS HULU, Uncak.com - Tim explorasi biodiversitas Bukit Semujan kawasan Taman Nasional Danau Sentarum (TaNa Bentarum) kembali menorehkan kejutan, dimana mereka menemukan seekor Langur Borneo (Presbytis chrysomelas ssp. cruciger Thomas, 1892).

    Langur Borneo itu ditemukan secara tak terduga tiba-tiba muncul di lokasi eksplorasi hingga berhasil diabadikan salah seorang tim eksplorasi bernama Asri Ali Gessa.

    Kepala Balai Besar TaNa Bentarum Arief Mahmud mengatakan, dirinya mengapresiasi temuan tersebut. Dimana hal ini membuktikan bahwa keragaman biodiversitas di Bukit Semujan sangat tinggi.

    “Saya sangat mengapresiasi tim eksplorasi  yang berhasil menemukan jenis Langur tergolong langka ini. Temuan ini menunjukkan bahwa kawasan TNDS khususnya Bukit Semujan menyimpan keragaman biodiversitas tinggi,” ujarnya, Jumat (27/4).

    Arief berharap, agar ada upaya tindak lanjut atas hasil eksplorasi itu yakni dengan fokus pada beberapa spesies yang tergolong kritis seperti halnya Langur Borneo.

    Sementara itu, koordinator tim eksplorasi Bukit Semujan, Tulus Pambudi menyatakan, temuan Langur Borneo itu berkontribusi signifikan bagi dunia sains khususnya primata dalam konteks penambahan informasi.

    Menurutnya, selama ini International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) mencatat bahwa Langur Borneo hanya terdapat di 5 (lima) Taman Nasional di Malaysia.

    “Temuan di Indonesia khususnya di TNDS ini menjadi menarik karena IUCN, catatannya hanya ada di lima TN di Malaysia,” ungkapnya.

    Staf PEH di BBTN Bentarum itu juga menekankan adanya upaya tindak lanjut paska eksplorasi Semujan. Menurutnya perlu adanya identifikasi distribusi atau sebaran Langur Borneo serta habitatnya di wilayah TNDS.

    Selain itu monitoring populasiny karena status IUCN jenis monyet ini tergolong terancam kritis atau Critical Endangered (CE).

    Tulus juga menekankan pentingnya sosialisasi kepada masyarakat sekitar Bukit Semujan untuk menjaga satwa dan tumbuhan yang hidup didalamnya mengingat kemiripan Langur ini dengan monyet Kelasi (Presbystis rubicunda) yang statusnya tergolong Least Concerned (LC).

    “Bukit Semujan ini digunakan masyarakat untuk mencari nafkah karenanya sosialisasi Langur Borneo sebagai hewan terancam punah dan dilindungi kepada masyarakat menjadi penting, sehingga masyarakat bisa bijaklah,” katanya.

    Asri Ali Gessa Staf Polhut Tana Bentarum yang berhasil menangkap gambar langur itu mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui jika jenis ini merupakan satwa yang sangat langka dan terancam punah.

    Diceritakan Acy sapaan akrabnya, dirinya dan tim tengah berjalan mencari spesies kupu-kupu. Dalam tim ini dia dimasukkan ke dalam kelompok peneliti Kupu-kupu dari 8 tim peneliti yang ada.

    Jalannya dihentikan oleh suara satwa mirip burung yang awalnya oleh tim dipikir Owa Kalimantan atau Kelampiau karena suaranya yang mirip.

    “Kami mendengar suara mirip burung, kami kira Kelampiau (Hylobates Muelleri) trus kami lihat ternyata jenis lain,” terangnya.

    Merasa satwa yang ditemukan sangat unik, Acy bergegas mengejarnya dan pada usaha yang ketiga dirinya berhasil menangkap obyek menggunakan kameranya.

    “Lumayan jauh, tinggi 50 meter diatas pohon dari posisi kami, Kami diskusi dengan ketua tim semujan ternyata jenis Prebystis chrisomelas ssp crusiger ya lumayan terkejutlah,” jelas Polhut di Seksi PTN Wilayah IV BBTN Bentarum itu.

    Eksplorasi Bukit Semujan merupakan program BBTN Bentarum yang strategis dan terbagi ke dalam 8 kelompok besar dari mulai Herpetofauna, Mamalia, Primata, Avifauna, Serangga, Goa serta tim sosial ekonomi masyarakat.

    Bukit ini terletak di tengah kawasan TN Danau Sentarum yang dekat dengan Resort Semangit. Hasil eskplorasi menunjukkan nilai konservasi kawasan tergolong tinggi (High Conservation Value) karena tim berhasil menjumpai 2 spesies Critical Endangered yaitu Orangutan (Pongo pygmaeues pygmaeus) dan Langur borneo (Prebystis Chrysomelas) serta 2 spesies endangared yaitu Bekantan (Nasalis larvatus).

    Selain itu empat spesies yang tergolong vurnerable atau terancam juga ditemukan diantaranya beruang madu (Helarctos malayanus), babi berjenggot (Sus barbatus), pelatuk kelabu besar (Mulleripicus pulverulentus) dan  cica daun besar (Chloropsis sonnerati).

    Sumber : TaNa Bentarum
    Editor : Noto

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    kmiklan
    kmiklan

    Post Bottom Ad

    kmiklan